Berita
Battle of Tefa SMK
Tanggal : 03/29/2022, 14:33:58, dibaca 1805 kali.Hari Selasa, 29 Maret 2022, SMK Negeri 2 Salatiga kehadiran tamu dari Direktorat SMK untuk meninjau, supervisi, serta koordinasi program TEFA khususnya implementasi kerjasama bersama PT Dtech Engineering dalam upaya revitalisasi SMK Pusat Keunggulan. Acara berlangsung jam 08:00-12:00 WIB bertempat di Ruang Reptaloka dan dilanjutkan genba/kunjungan ke unit-unit.
Landasan dan dasar pemikiran program TEFA ini adalah untuk meningkatkan produktivitas nilai aset dan pengembangan investasi antara SMK Negeri 2 Salatiga bekerja sama dan bergotong royong dengan PT Dtech Enginering sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang lebih aplikatif, produktif, dan marketable.
Program ini telah melalui penelitian research and development produk yakni “Enclosure Mesin CNC” sehingga implementasi program tersebut mewujudkan interaksi yang saling menguntungkan yang sustainable antara dunia industri dengan dunia pendidikan, mesin dan peralatan praktik sekolah menjadi lebih produktif, bertambah jumlah dan jenisnya.
TEFA (Pembelajaran teaching factory) merupakan perpaduan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pembelajaran berbasis produksi yang berorientasi konsumen.
TEFA merupakan proses pembelajaran dengan target kompetensi yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standart bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar / konsumen (barang dan atau jasa).
TEFA bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, meningkatkan jiwa entrepreneurship, menghasilkan produk berupa barang dan atau jasa yang memiliki nilai produktif, meningkatkan kerjasama dengan industri atau entitas bisnis yang relevan, serta meningkatkan produktivitas sekolah.
TEFA disesuaikan dengan karakteristik kurikulum SMK bahwa bidang keahlian / program studi keahlian disesuaikan dengan kebutuhan global/pasar dengan memperhatikan hard dan soft skill, mapel prakarya, kewirausahaan dan produktif sebagai wahana pengembangan jiwa kreatifitas dan inovasi teknologi, melibatkan pengguna DUDI dan institusi terkait dalam penyusunan kurikulum, khususnya untuk kompetensi kejuruan, pembelajaran SMK berbasis proyek dengan penilaian standart industry, sekolah terbuka bagi siswa untuk belajar menggunakan waktu yang lebih lama dari jam pelajaran, serta membentuk kultur /budaya sekolah yang produktif dengan membangun manajemen industri sebagai wahana pembelajaran.
Dengan demikian konsep model pembelajaran industri di SMK dilaksanakan dengan berpedoman pada model pembelajaran konsep pendidikan sistem ganda (dual system), kurikulum sinkronisasi dengan industri, praktik kerja di industri yang relevan dengan paket keahlian pilihan siswa serta uji kompetensi oleh industri dan atau lembaga sertifikasi profesi, bagi guru dan atau siswa.
Model pembelajaran TEFA mmengacu pada konsep pembelajaran produksi barang dan atau jasa yang berorientasi pasar, pendirian unit usaha untuk mendukung proses pembelajaran, guru dalam pembelajaran (seluruh mata diklat) berperan aktif dalam proses produksi teaching factory, siswa sebagai employee melakukan praktek kerja sesuai paket keahlian, SMK bekerjasama dengan industri dalam penyediaan tempat produksi, dunia industri melakukan transfer knowledge kepada SMK, SMK dapat memiliki lisensi untuk memasarkan produk hasil kerjasama, serta penyerapan tamatan dapat dilakukan dalam percepatan pembelajaran TEFA.
Pelaksanaan TEFA Dtech Engineering di SMK Negeri 2 Salatiga berupa, pertama, penyelarasan kurikulum yang disusun bersama dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan dalam perancangan produk dalam pembelajaran sesuai kebutuhan industri, pelaksanakan pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja (PBL) untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat dengan melibatkan seluruh unsur guru dari seluruh mata pelajaran (normatif adaftif dan produktif).
Kedua, transfer of knowledge dengan program kegiatan guru tamu, meberikan penjelasan terkait produk, dimulai dari analisis, desain, perhitungan fisika kimia matematika, kewirausahaan dll.
Ketiga, magang guru dan atau murid (praktik kerja lapangan) untuk pembelajaran /kompetensi yang belum dikuasai guru dan atau murid (contoh : desain)
Keempat, pemberian sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja, bagi siswa dan atau guru.
Kelima, pelaksanaan transfer teknologi bagi guru/instruktur untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin dan atau berkala, dalam menghadapi kendala, kerusakan, perawatan dan perbaikan peralatan dan atau threatment pada proses produksi.
Keenam, mengadakan tindakan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan dalam pengembangan produk (cor aluminium).
Dan ketujuh, komitmen penyelenggaraan beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya… (siswa PSG/prakerin mendapat uang saku) serta komitmen menyerap lulusan / tamatan. (sudah ada 17 siswa tamatan yang di rekrut menjadi karyawan tetap).
Kembali ke Atas
Berita Lainnya : |
Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas |
Komentar :
Kembali ke Atas